Saya bersama teman-teman saya duduk bersama di bis dan sepanjang jalanan ke TMII kita ngobrol bareng dan bermain game. Ketika sudah sampai, saya bergabung dengan kelompok outing saya dan kita semua foto per kelas. Setelah selesai, kita menyiapkan diri untuk mengunjungi museum pertama kita yaitu Museum Indonesia.
Terdapat 3 lantai di museum
tersebut, kelompok saya mengunjungi tiap lantai dan mengamati berbagai macam
barang seperti kain tenun, pakaian adat, rumah adat, dll. Kita pertama menuju
ke lantai 3, dimana kita melihat Pohon Hayat yang merupakan simbol dari
perwujudan alam semesta dan terkandung nilai-nilai budaya seperti memberikan
kehidupan kepada manusia. Terdapat bagian lain di lantai 3 namun tidak
semenarik Pohon Hayat, sehingga saya cuman bisa mengamati sekilas.
Setelah itu, kita bergantian
dengan kelompok lain dan turun ke lantai 2, dimana kita dapat melihat pakaian
adat dan kain tenun dari berbagai daerah. Saya sangat terpesona dengan pakaian
adat yang berasal dari daerah Ternate yang memiliki kombinasi warna yang sangat
indah, pakaian adat ini dikenakan pada acara pernikahan dan warna merah yang
terdapat dalam pakaian adat tersebut bermakna perkasaan dan kekuasaan. Selain
pakaian adat, di sekitar lantai 2 terdapat banyak kain tenun dari berbagai
daerah dan masing-masing memiliki motif yang beda dari yang lain. Setelah
berkeliling lantai 2, kelompok saya menemukan tenun Sekomandi. Tenun ini terkandung
nilai-nilai budaya yang dimana 8 leluhur orang Toraja menurunkan ilmu dan
pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Hal ini sangat menarik dan nilai
tersebut juga berlaku untuk kita karena kita mendapatkan ilmu dan pengetahuan
yang baru dan mungkin bisa bermanfaat bagi kita suatu hari.
Namun, di lantai terakhir
yang kita kunjungi, terdapat banyak kelompok lain yang berkumpul di satu tempat
untuk mengisi soal terakhir di LKS. Kita berusaha untuk mencatat apa yang kita
butuhkan untuk LKS kita seperti alat-alat rumah tangga, rumah adat, serta
peralatan perikanan atau pertanian. Ketika waktunya kita harus balik ke bis,
kelompok saya terburu-buru menyelesaikan soal terakhir di LKS. Di dalam waktu
yang mepet itu, kita berhasil mengisi beberapa soal dan melanjutkannya di bis.
Dari barang-barang tersebut kita dapat mengetahui nilai budaya seperti sosial,
kearifan lokal, identitas, tradisi daerah, dll.
Setelah selesai mengisi LKS,
saya bertemu dengan teman-teman saya dan berbicara bersama lagi untuk menunggu
sampai kita bisa kembali ke bis. Beberapa menit kemudian, kita kembali ke bis dan
melanjutkan perjalanan ke 2 museum terakhir. Pertama, kita sampai di museum
ketiga yaitu Museum Hakka. Kita diberi makan siang dan saya mencari tempat yang
nyaman untuk makan dan beristirahat bersama teman-teman.
Setelah selesai makan saya berjalan-jalan di
taman yang ada di luar museum, lalu kita semua masuk ke dalam museum dengan LKS
Mandarin dan pemandu museum memberi kita sekadar informasi. Saya telah berusaha
sebaik mungkin untuk memperhatikan dan mendengarkan penjelasan tersebut,
mencatat hal-hal penting dan ditulis ulang di LKS Mandarin. Kemudian, kita hanya mengunjungi
3 lantai di dalam Museum Hakka, namun di setiap lantai terdapat keunikannya
masing-masing yang menarik perhatian saya karena saya tertarik/ingin menelusuri
lebih dalam dengan budaya Tionghoa. Saya merasa semakin kagum dengan kekayaan
sejarah yang tersimpan di setiap sudut museum. Pengalaman ini memberi saya
wawasan baru tentang tradisi dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke
generasi.
Saat kita mau balik ke bis,
tiba-tiba datang hujan yang cukup deras. Saya dan teman-teman saya berbagi satu payung sehingga
kita tetap basah. Namun dalam momen yang singkat itu tetap memiliki makna bagi
saya, karena saya menikmati saat kehujanan dan basah bersama teman-teman saya.
Dari outing TMII ini, saya
mendapatkan pengalaman yang berharga dan saya mendapatkan banyak pelajaran.
Sebagai contoh, di tiap museum yang kita kunjungi, kita mendapat ilmu dan
pengetahuan yang baru/memperluas wawasan kita. Saya juga mendapatkan
nilai-nilai seperti kekompakan dalam kelompok yang memungkinkan kita untuk
menyelesaikan LKS tepat waktu, disiplin dengan cara mengikuti arahan dari guru
pendamping ataupun pemandu di museum, komunikatif/bersahabat dengan mempererat
hubungan bersama teman-teman dan anggota kelompok serta menjalin komunikasi
yang nyaman dan lancar. Pada akhirnya, saya sangat puas dengan kegiatan outing
ini karena saya bisa mengalami belajar di luar sekolah / ruangan tertutup,
beserta bisa bersatu/bersama dengan alam. Dengan adanya kelompok saya serta
teman-teman saya, saya bisa meninggalkan rasa gugup saya dan lebih fokus dalam
perasaan yang lebih positif.